Indonesia Fleet Review Diikuti 24 Negara
(FotoANTARA)
Jakarta (ANTARA News) - Sebanyak 24 unit kapal perang milik Angkatan Laut (AL) asing direncanakan akan mengisi "Indonesia Fleet Review" (IFR), atau parade kapal perang asing di Bitung, Manado, pada 17-19 Agustus 2009.

Kepala Staf Armada Barat, Laksamana Bambang Suwanto, pada malam resepsi peringatan Hari Angkatan Bela Diri Jepang, di Jakarta, Kamis, mengatakan parade bersama itu merupakan implementasi bagian dari hubungan persahabatan antar militer khususnya angkatan laut.

"Sesama angkatan laut, kami menjalin prinsip-prinsip persaudaraan di laut, dan parade yang sama juga diikuti Indonesia ke China dan Korea, baru-baru ini," katanya.

Bambang Suwanto mengatakan, 24 kapal perang AL itu antara lain berasal dari Amerika Serikat, Cina, Pakistan, AL negara-negara ASEAN, Eropa, Prancis, Inggris, Jepang dan Rusia.

Selain 24 kapal perang asing, juga dihadirkan 10 kapal perang TNI-AL, akan ada minimal 150 kapal layar dan yacht dari 26 negara yang meramaikan perairan Kawanua itu.

"Kehadiran 24 kapal perang asing menunjukkan bahwa negara lain menghormati keberadaan Indonesia. Apalagi memang hubungan angkatan laut antarnegara di dunia sangat erat," katanya.

Pelaksanaan IFR ini, katanya lagi, juga sekaligus menunjukkan keberadaan Indonesia sebagai negara maritim terbesar dengan potensi kelautannya yang sangat luar biasa.

LTC Jacques Rinando, Atase Pertahanan (laut) Perancis, mengatakan, IFR merupakan salah satu kegiatan guna meningkatkan hubungan multilateral untuk menjaga keamanan di laut dan khususnya membentuk hubungan bilateral Perancis - Indonesia.

Khusus untuk hubungan bilateral, katanya menjelaskan, Perancis antara lain melakukan tukar menukar informasi dengan Indonesia, serta melakukan pelatihan-pelatihan bagi angkatan laut Indonesia.

"Untuk mendukung kegiatan pelatihan itu antara lain kami mengagendakan kunjungan kapal perang Perancis enam kali setahun ke Indonesia," katanya.

Col Keith Rodrigues Atase Pertahanan (laut) Singapura, mengatakan, silaturahmi antar militer laut dunia perlu dijalin terus khususnya terkait banyaknya ancaman-ancaman baru yang muncul di laut.

"Tanpa kerjasama antar negara, ancaman-ancaman itu tidak bisa dikerjakan sendiri seperti dalam mengatasi masalah pembajakan di laut, dan ancaman terhadap tidak dihormatinya batas-batas laut suatu negara," katanya.(*)